Jumat, 08 Maret 2019

Laporan (percobaan 1) Analisa Kualitatif Unsur-Unsur Zat Organik Dan Penentuan Kelas Kelarutan


VII. Data Pengamatan.
7.1 Analisa unsur
7.1.1 Karbon dan Hidrogen
No
Perlakuan
Hasil
1.
Ditempatkan 1-2 gram serbuk CuO kering di atas pemanas bunsen
Warna CuO hitam dan tidak ada terjadi perubahan
2.
Dicampurkan dengan gula (1/10 jumlah CuO)
Gula larut
3.
Dialirkan melalui pipa ke tabung yang berisi 10ml Ca(OH)₂ lalu dipanaskan
Terdapat uap air dan gelembung gas pada tabung reaksi

7.1.2 Halogen
   a. Tes Beilsten
No
Perlakuan
Hasil
1.
Dipanaskan kawat tembaga
warna kawat menjadi kemerah-merahan
2.
Di dinginkan, ditetesi 2 tetes benzena, dipijarkan
Ada bau gas dan warna merah pudar dan akhirnya kembali putih

   b. Tes CaO
No
Perlakuan
Hasil
1.
Dipanaskan sejumlah CaO sampai suhu tinggi
CaO berbentuk gumpalan / padatan
2.
Saat masih panas, ditambahkan 2 tetes benzena
Tercium bau gas menyengat dan terdapat uap air di pinggir bagian dalam tabung
3.
Setelah dingin, didihkan dengan 5ml air suling
Larutan menjadi keruh
4.
Dituangkan ke dalam gelas kimia dan dilarutkan dalam HNO₃ encer
Muncul gelembung dan larutan jernih

7.1.3 Metode leburan dengan Natrium
   a. Belerang
No
Perlakuan
Hasil
1.
Diasamkan 3ml larutan L (NaOH) dengan asam asetat
Warna larutan bening
2.
Di didihkan, diperiksa dengan kertas saring basah yang telah ditetesi Pb-asetat 10%
Larutan naik ke permukaan tabung mendekati kertas saring, terdapat gelembung-gelembung seperti minyak
3.
Larutan L lainnya ditambahkan 1-2 tetes larutan Na-nitroprosida
Larutan berubah warna dari bening ke kuning pudar

 b. Nitrogen
No
Perlakuan
Hasil
Larutan L (Amoniak)
Larutan L (Putih telur)
1.
3 ml larutan L ditambahkan 5 tetes larutan FeSO₄
Terdapat gumpalan cokelat kehitaman
Warna kuning emas pudar
2.
Ditambahkan 1 tetes larutan FeCl₃
Di tengah-tengah terdapat minyak kekuningan
Warna kuning emas sedikit pekat
3.
Ditambahkan 5 tetes larutan KF 10%
Gumpalan menjadi buyar
Warna kuning emas pekat
4.
Ditambahkan 1-2 ml larutan NaOH 10%, lalu di didihkan
Gumpalan berkumpul ke bawah (mengendap), saat di didihkan larutan menjadi putih susu
Warna perlahan menjadi biru, saat dididihkan meletup-letup
5.
Diasamkan dengan asam sulfat encer
Larutan berwarna biru berlin
Warna menjadi biru Berlin, bagian permukaan warna kuning pudar

  c. Halogen
No
Perlakuan
                        Hasil                            
1.
Diasamkan 3ml larutan L dengan larutan HNO₃ encer
Tidak terjadi reaksi
2.
Di didihkan selama 1 menit
Terjadi letupan-letupan
3.
Ditambahkan 5 ml larutan AgNO₃ encer, dilanjutkan pendidihan
Warna abu-abu kecokelatan, saat di didihkan kembali timbul banyak endapan halus


7.2 Penentuan kelas kelarutan
7.2.1 kelarutan dalam air
No
Perlakuan
                           Hasil                            
1.
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml air suling, dikocok
Larutan jernih, gula larut dalam air (+)
2.
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 3 ml air suling, dikocok
Larutan keruh, tepung tidak larut dalam air (-)
3.
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 3 ml air suling, dikocok
Larutan jernih, minyak dan air tidak menyatu (+)
4.
Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 3 ml air suling, dikocok
Larutan keruh, berbusa (-)

7.2.2 kelarutan dalam eter
No
Perlakuan
                             Hasil                            
1.
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml pelarut benzena, dikocok
Larutan jernih, gula masih ada (+)
2.
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 3 ml pelarut benzena, dikocok
Larutan keruh, tepung masih ada (-)
3.
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 3 ml pelarut benzena, dikocok
Larutan jernih, minyak larut (+)
4.
Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 3 ml pelarut benzena, dikocok
Larutan jernih, minyak merapung (+)

7.2.3 Kelarutan dalam NaOH 10 %
No
Perlakuan
                             Hasil                            
1.
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml  larutan NaOH 10%, dikocok
Larutan jernih, gula larut (+)
2.
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 3 ml  larutan NaOH 10%, dikocok
Larutan keruh, tepung mengendap (-)
3.
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 3 ml  larutan NaOH 10%, dikocok
Larutan keruh, minyak merapung (-)
4.
Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 3 ml  larutan NaOH 10%, dikocok
Larutan jernih, ada busa di permukaan (+)

7.2.4 Kelarutan dalam NaHCO₃ 5%
No
Perlakuan
                             Hasil                            
1.
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml  larutan NaHCO₃ 5 %, dikocok
Timbul gelembung, gula larut (+)
2.
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 3 ml  larutan NaHCO₃ 5 %, dikocok
Larutan keruh, saat dikocok timbul gelembung (+)
3.
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 3 ml  larutan NaHCO₃ 5 %, dikocok
Larutan jernih, minyak merapung (+)
4.
Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 3 ml  larutan NaHCO₃ 5 %, dikocok
Larutan jernih, berbusa (+)

7.2.5 Kelarutan dalam HCl
No
Perlakuan
                             Hasil                            
1.
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 5 ml  larutan HCl 37%, dikocok
Larutan jernih, gula larut (+)
2.
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 5 ml  larutan HCl 37%, dikocok. Kemudian disaring, dinetralkan dengan 30 tetes NaOH
Larutan sangat keruh (-).
Setelah disaring larutan bening (-)
3.
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 5 ml  larutan HCl 37%, dikocok
Larutan jernih, minyak merapung (+)
4.
Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 5 ml  larutan HCl 37%, dikocok
Larutan keruh, ada endapan (-)


7.2.6 Kelarutan dalam H₂SO₄ pekat
No
Perlakuan
                             Hasil                            
1.
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml  larutan H₂SO₄ pekat, dikocok.
Larutan kuning pudar, saat dikocok gula menggumpal warna merah kehitaman,  gula tidak larut (-)
2.
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 3 ml  larutan H₂SO₄ pekat, dikocok
Larutan keruh, tidak panas, tidak berubah warna (-)
3.
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 3 ml  larutan H₂SO₄ pekat, dikocok
Larutan jernih, minyak merapung (+)
4.
Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 3 ml  larutan H₂SO₄ pekat, dikocok
Larutan keruh, ada gumpalan diatas (-)

7.2.7 Kelarutan dalam H₃PO₄ pekat
No
Perlakuan
                             Hasil                            
1.
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml  larutan H₃PO₄ pekat, dikocok
Larutan jernih, butiran gula menyebar dilarutan (+)
2.
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 3 ml  larutan H₃PO₄ pekat, dikocok
Larutan jernih, ada endapan (+)
3.
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 3 ml  larutan H₃PO₄ pekat, dikocok
Larutan keruh, minyak merapung (-)
4.
Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 3 ml  larutan H₃PO₄ pekat, dikocok
Larutan jernih (+)

VIII. Pembahasan 
      Dengan melakukan identifikasi kepada senyawa-senyawa organik kita akan dapat mengetahui fungsi atau peran dari unsur yang terkandung didalam senyawa organik. Selain kita dapat mengetahui peran dari unsur yang terkandung didalam senyawa organik, dengan melakukan identifikasi kita juga dapat tau sifat kelarutan suatu senyawa organik apakah dapat larut didalam pelarut polar atau non polar. Selain itu jika kita dapat mengetahui kelarutan suatu senyawa organik seperti tingkat kelarutannya kita dapat mengetahui apakah senyawa tersebut dapat bereaksi dengan senyawa lain. Kita dapat melakukan eksperimen atau merancang sebuah eksperimen kecil sendiri mengenai analisis senyawa organik apabila kita dapat mengetahui teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis unsur suatu senyawa organik dan tingkat kelarutan dari senyawa tersebut (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/).

8.1 Analisa Unsur
8.1.1 Karbon dan Hidrogen
        Percobaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi unsur karbon dan hidrogen dalam gula. Pertama serbuk CuO yang berwana hitam ditempatkan diatas cawan porselin lalu dipanaskan hingga mengering. Setelah CuO dipanaskan dengan menggunakan bunsen kemudian diletakkan di dalam tabung reaksi pyrex dan dicampur dengan gula sebanyak 1/10 jumlah dari CuO yang digunakan. Pada ujung tabung reaksi pyrex disumbat menggunakan sterofom yang dilengkapi dengan pipa pengalir gas. Salah satu ujung dari pipa pengalir yang lain di letakkan pada tabung reaksi lain yang berisi 10 ml larutan Ca(OH)2 yang juga dilengkapi dengan sumbat. Setelah serbuk CuO di campur dengan gula tabung reaksi yang berisi sampel tersebut dipanaskan kembali, pada saat proses pemanasan serbuk CuO dan gula bereaksi sehingga menyebabkan timbulnya uap. Uap yang terdapat pada tabung reaksi yang berisi sampel tersebut mengalir ke tabung reaksi yang berisi larutan Ca(OH)2 yang menyebabkan timbulnya gelembung-gelembung pada tabung reaksi.

8.1.2 Halogen
a. Tes beilsten
       pada tes beilsten ini digunakan kawat tembaga, kawat tembaga dipanaskan dengan menggunakan bunsen sampai kawat tembaga menjadi kemerah-merahan. Setelah kawat tembaga dipanaskan kemudian didinginkan lalu di tetesi dengan 2 tetes CCl4 atau yang kami gunakan disini adalah benzena, kemudian dipijarkan kembali. Pada saat dipijarkan warna nyala dari kawat menjadi merah dan terdapat uap yang terbentuk.

b. Tes CaO
         pada percobaan ini CaO yang berbentuk gumpalan atau padatan dipanaskan sampai suhu tinggi. Ketika CaO masih panas ditambahkan 2 tetes CCL4/benzena, sehingga tercium bau gas yang menyengat dan terdapat uap air di pinggir bagian dalam tabung. Setelah sampel dingin kemudian didihkan dengan menambahkan 5 ml air sulng/aquades yang menyebabkan larutan menjadi keruh. Kemudian larutan tersebut dituangkan kedalam gelas kimia dan dilarutkan dalam HNO3 encer yang mengakibatkan munculnya gelembung gas.

8.1.3 Metoda Leburan
a. Belerang
          Diasamkan larutan NaOH dengan asam asetat warna awal dari campuran ini bening. Kemudian campuran tersebut didihkan, kemudian diperiksa dengan kertas saring yang telah ditetesi pb-asetat. Pada saat larutan dipanaskan larutan naik ke atas permukan seperti menggelembung gelembung. Kemudian pada larutan NaOH lainnya ditetesi Na-nitroprosida yang menyebabkan warna larutan awal bening menjadi kuning jernih.

b. Nitrogen
         Pada penentuan nitrogen ini kami menggunakan dua sampel yaitu amoniak dan putih telur. Pada 3 ml sampel amoniak awalnya ditambahkan 5 tetes FeSO4 terdapat gumpalan-gumpalan coklat dan kemudian ditetesi FeCL3 ditengah-tengah larutan terdapat minyak kekuningan. Pada saat penambahan KF 10% sebanyak 5 tetes gumpalan-gumpalan yang mengendap menjadi menyebar. Ditambahkan 1-2 ml larutan NaOH 10%, lalu di didihkan sehingga menyebabkan gumpalan berkumpul ke bawah (mengendap), saat di didihkan larutan menjadi putih susu. Terakhir diasamkan dengan menggunakan asam sulfat encer yang mengakibatkan larutan menjadi warna biru merlin.
            Pada sampel putih telur yang digunakan sebanyak 3 ml dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 5 tetes FeSO4, 1 tetes FeCL3 dan 5 tetes larutan KF 10% sehingga pada larutan putih telur diatas permukaannya menjadi warna kuning keemasan. Kemudian pada larutan tadi ditambahkan 1-2 ml larutan NaOH 10% yang membuat warna keemasan yang awalnya hanya terdapat diatas permukaan kemudian perlahan menjadi merata. Pada saat proses pemanasan atau pendidihan putih telur memisah dari larutan-larutan yang lain dan putih telur menjadi padat yang terdapat di permukaan sedangkan larutan atau cairan-cairan yang lainnya terdapat dibawah dan juga pada saat pendidihan warna larutan menjadi sangat kuning atau emas pekat. Pada saat proses pendinginan gumpat putih telur menjadi sangat padat yang menyebabkan larutan larutan tak dapat tumpah. Setelah dingin larutan tersebut ditambahkan asam sulfat encer beberapa ml. Setelah penambahan asam sulfat dan didiamkan beberapa saat larutan berubah menjadi kuning pudar sedangkan gumpalannya menjadi warna biru merlin.

c. Halogen
     Diasamkan larutan NaOH dengan larutan HNO­3  encer tidak terjadi reaksi pada campuran tersebut. Pada saat pendidihan baru selama 1 menit larutan meletup-letup dan pada saat penambah 5 ml larutan AgNO­3 encer kemudian didihkan kembali warna pada larutan menjadi abu-abu kecoklatan. Pada saat pendidihan yang terakhir larutan baru terdapat endapan atau serbuk-serbuk berwarna hitam yang terdapat diatas dan dibawah larutan.

8.2 penentuan kelas kelarutan
8.2.1 kelarutan dalam air
       Pada penentuan kelarutan ini kami menggunakan 4 sampel atau 2 sampel padat dan 2 sampel cair. Sampel yang digunakan yaitu gula, tepung, minyak dan putih telur. Pertama untuk kelarutan dalam air yang menggunakan sampel gula sebanyak 0,1 gram dan ditambahkan 3 ml air suling kedalam tabung reaksi kemudian sampel tersebut dikocok. Hasil yang di dapat pada kelarutan gula dalam air ini larutan jernih dan sebagian gula dalam air larut yang berarti larutan ini (+). Sampel kedua digunakan 0,1 gram tepung yang dilarutkan dalam 3 ml air suling menghasilkan larutan yang keruh dan tepung tidak larut eutuhnya (-). Sampel ketiga menggunakan minyak goreng karena sampel minyak ini bersifat cair maka digunakan sebanyak 3 tetes yang di larutkan dalam 3 ml air suling. Setelah dikocok larutan berwarna bening akan tetapi minyak dan air tidak menyatu (+). Sampel ke empat yang juga merupakan sampel cair yaitu putih telur digunakan sebnyak 3 tetes dan di larutkan dengan 3 ml air suling hasil yang didapat larutan menjadi keruh dan terdapat busa (-).

8.2.2 kelarutan dalam eter
       Pada kelarutan dalam eter ini kami menggunakan empat seampel yang akan diuji yaitu gula, tepung, minyak dan juga putih telur. Pertama sampel gula sebanyak 0,1 gram dimasukkan kedalam tabung reaksi dan kemudian ditambahkan 3 ml pelarut, pelarut yang digunakan diganti menjadi benzen.kemudian campuran dikocok dan hasil yang didapat larutan tetap jernih dan gula masih ada (+). Sampel kedua yang digunakan yaitu tepung sebanyak 0,1 gram yang dicampung dengan 3 ml benzena kemudian dikocok sehingga larutan menjadi keruh dan tepung tidak larut (-). Sampel ketiga yaitu digunakan 3 tetes minyak yang dicampurkan dengan 3 ml air suling. Kemudian campuran tersebut dikocok hingga merata dan hasih yang kami dapatkan larutan berwarna jernih dan minyak didalam benzena larut (+). Sampel terakhir yang digunakan yaitu putih telur, putih telur digunakan sebanya 3 tetes kemudian di campurkan dengan 3 ml benzena lalu dikocok. Setelah larutan tersebut dikocok larutan menjadi jernih dan minyak menjadi merapung (+).

8.2.3 kelarutan dalam NaOH 10 %
     Pada kelarutan dalam NaOH ini kami menggunakan 4 sampel yaitu gula, tepung, minyak dan juga putih telur. Pada sampel pertama yaitu gula dimasukkan 0,1 gram ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 3 ml larutan NaOH 10%. Campuran tersebut dikocok dan hasil yang didapat larutan berwarna jernih dan gula yang ada dalam larutan ikut larut (+). Pada sampel kedua yaitu tepung digunakan 0,1 gram dan dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan 3 ml larutan NaOH kemudian campuran di dalam tabung reaksi dikocok sehingga larutan menjadi keruh dan tepung yang adapun menjadi mengendap (-). Sampel berikutnya yaitu minyak sebanyak 3 tetes dicampurkan dengan larutan NaOH sebanyak 3 ml, kemudian larutan dikocok sehingga mendapatkan hasil larutan menjadi keruh dan minyak terapung (-). Sampel yang terakhir yaitu putih telur sebanyak 3 tetes dicamputkan dengan 3 ml larutan NaOH kemudian dikocok, hasil yang di dapat yaitu larutan menjadi jernih akan tetapi terdapat busa di permukaan larutan (+).

8.2.4 Kelarutan dalam NaHCO₃ 5%
       Pada kelarutan dalam NaHCO₃ juga menggunakan 4 sampel yaitu gula, tepung, minyak dan putih telur. Sampel pertama gula sebanyak 0,1 gr dilarutkan dalam 3 ml larutan NaHCO₃ kemudian di kocok dan mendapatkan hasil pada larutan timbul gelembung dan gula menjadi larut(+). Berikutnya tepung yang akan di larutkan dalam 3 ml larutan NaHCO₃, tepung yang digunakan sebanyak 0,1 gr. Setelah dikocok larutan menjadi keruh dan pada saat campuran dicokok timbul gelembung (+). Berikutnya minyak sebnyak 3 tetes di campur dengan 3 ml larutan NaHCO₃. Campuran dikocok dan mendapatkan hasil larutan menjadi jernih dan minyak merapung atau tidak menyatu (+). Yang terakhir yaitu putih telur  sebanyak 3 tetes ditambahkan 3 ml larutan NaHCO₃ 10% didalam tabung reaksi kemudian dikocok. Setelah pengocokan larutan menjadi jernih dan berbusa (+).

8.2.5 kelarutan dalam HCl
   Pada sampel pertama yaitu gula sebanyak 0,1 gr dilarutkan dalam 5 ml HCl 5% (kami menggunakan larutan HCl 37%) kedalam tabung reaksi kemudian larutan dikocok sehingga mendapatkan hasil larutan menjadi jernih dan gula larut (+). Yang kedua tepung 0,1 gr ditambahkan 5 ml larutan HCl 37% menghasilkan larutan yang sangat keruh dan setelah disaring larutan menjadi menjadi bening (-). Yang ketiga minyak sebanyak 3 tetes ditambahkan 5 ml larutan HCl 37% menghasilkan larutan jernih dan minyak tidak menyatu (+). Yang keempat 3 tetes putih telur ditambahkan 5 ml larutan HCl 37% menghasilkan larutan yang keruh dan terdapat endapan (-).

8.5.6 Kelarutan dalam H₂SO₄ pekat
   Pertama 0,1 gr gula dimasukkan dalam tabung reaksi dan dicamput dengan 3 ml larutan H₂SO₄ pekat menghasilkan larutan kuning pudar dan saat dikocok gula menggumpal warna merah kehitaman,  gula tidak larut (-). Kedua 0,1 gr tepung ditambahkan dengan 3 ml larutan H₂SO₄ pekat menghasilkan larutan keruh, tidak panas, tidak berubah warna (-). Ketiga 3 tetes minyak yang dicamprkan dengan 3 ml larutan H₂SO₄ pekat menghasilkan larutan jernih dan minyak tidak menyatu (+). Keempat 3 tetes putih telur di campurkan dengan larutan H₂SO₄ pekat menghasilkan larutan keruh dan terdapat gumpalan diatas larutannya (-).

8.5.7 Kelarutan dalam H₃PO₄ pekat
    Pada penentuan kelarutan dalam H₃PO₄ pekat ini menggunkan 4 sampel yaitu, gula, tepung, minyak dan putih telur. Pertama gula sebanyak 0,1 gr didlam tabung reaksi ditambahkan dengan 3 ml larutan H₃PO₄ pekat kemudian larutan dikocok dan menghasilkan larutan jernih dan butir-butir gula menyebar dilarutan(+). Kedua tepung sebanyak 0,1 gr didalam tabung reaksi ditambahkan dengan 3 ml larutan H₃PO₄ pekat kemudian larutan dikocok dan menghasilkan larutan jernih dan terdapat endapan(+). Ketiga minyak sebanyak 3 tetes didalam tabung reaksi ditambahkan dengan 3 ml larutan H₃PO₄ pekat kemudian larutan dikocok dan menghasilkan larutan keruh dan minyak tidak menyatu(-). Keempat putih telur sebanyak 3 tetes didalam tabung reaksi ditambahkan dengan 3 ml larutan H₃PO₄ pekat kemudian larutan dikocok dan menghasilkan larutan jernih (+).

IX. Pertanyaan Pasca
  1. Mengapa gula tidak dapat larut dalam benzena?
  2. Mengapa pada percobaan halogen menggunakan tes beilstein kawat ditetesi benzena?
  3. Mengapa pada percobaan nitrogen di dalam putih telur pada saat penambahan asam sulfat encer gumpalan menjadi berwarna biru berlin?

X. Kesimpulan
      Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
  1. Uji kelarutan merupakan salah satu cara untuk menentukan golongan zat yang karakteristik masing-masing gugus fungsinya. Kelarutan ditentukan dengan melihat apakah pelarut dapat melarutkan larutan. Dikatakan polar bila suatu larutan dapat larut terhadap pelarut juga dan bila tidak larut dikatakan non polar.
  2. Menentukan sifat senyawa organik berdasarkan kelarutan dan hasil percobaan yang didapatkan. Keberadaan suatu unsur dapat diidentifikasikan dengan memanfaatkan perubahan kimia dimungkinkan karena unsur-unsur mengalami perubahan yang khas.
  3. Pemisahan anion-anion penentuan kelarutan kedalam golongan utama tergantung pada kelarutan garamnya.

XI. Daftar Pustaka

Gandjar, I.G. dan Rohman, A. 2007.  Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.


Petrucci, Ralph H. 2000. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Erlangga. Jakarta.

Tim kimia organik 1. 2016. Penuntun praktikum kimia organik 1. Jambi: Universitas Jambi.

Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro. Edisi Kelima. Kalman Media                  Pustaka, Jakarta. Vreeburg, J.H.G., Boxal, J.B. 2007



3 komentar:

  1. Novela melinda (A1C117007) Saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 1. Menurut saya, karena gula merupakan senyawa kovalen polar sedangkan benzena nonpolar, pada umumnya senyawa kovalen polar akan larut dengan pelarut polar begitu juga sebaliknya

    BalasHapus
  2. Saya akan mencoba menjawab mengenai penggunaan benzena dalam tes beilstein pada uji halogen yaitu untuk mensterilkan kawat tembaga tersebut. Sehingga hasil yang diperoleh akurat, karena tudak terkontaminasi oleh zat lain

    BalasHapus
  3. saya Erwin Pasaribu NIM (003) akan menjawab pertanyaan pasca no 3.
    gumpalan endapan berubah warna menjadi biru berlin karena putih telur mengandung unsur nitrogen. warna biru berlinlah yang menjadi indikasi terdapatnya unsur nitrogen dalam sampel.

    BalasHapus