Kamis, 11 April 2019

Laporan (percobaan 7) Pembuatan Aseton


VII. Data Pengamatan
7.1 Sintesis aseton dengan kalium permanganat
No
Perlakuan
Hasil pengamatan
1.
Dirangkai alat destilasi

2.
Campuran 85 ml aquades + 12 ml asam sulfat pekat + 26 ml 2-propanol dimasukkan kristal KMnO4 sebanyak 16 gr
Pada saat ditambahkannya KMnO4 larutan menjadi mendidih dan pada awalnya berwarna ungu, setelah didiamkan larutan berubah warna menjadi coklat betadin pekat.
3.
Dimasukkan batu didih kedalam labu destilasi dan campuran larutan yang telah diberi kristal KMnO4 sebelumnya. Dilakukan destilasi pada suhu 75oC-80oC
Tetesan pertama pada suhu 78 oC dan pada waktu 3 menit.
Tetesan terakhir pada suhu 76 oC dan pada waktu 6 menit 54 detik
4.
Diukur volume destilat yang di dapatkan
40 tetes (2 ml)
5.
Dibandingkan bau yang ditimbulkan pada hasil destilasi dengan aseton murni
Bau yang ditimbulkan pada hasil destilat sama dengan bau aseton murni yaitu bau balaon.

7.2 Sintesis aseton dengan kalium dikromat
No
Perlakuan
Hasil pengamatan
1.
Dirangkai alat destilasi

2.
H2SO4 pekat  27,5 ml + 50 ml air + 29,2 isopropil alkohol (2-propanol)
Larutan berwarna bening dan menimbukkan panas dengan suhu 67oC
3.
Kristal 10 gram K2Cr2O7 + 100 ml air dilarutkan dalam gelas kimia, kemudian dimasukkan kedalam corong pisah
Kristal K2Cr2O7 larut dan larutan menjadi berwarna orange
4.
Campuran H2SO4 + air + 2-propanol ditambahkan dengan K2Cr2O7
Awalnya larutan berwarna hijau tosca namun semakin banyak di tambahkan K2Cr2O7 larutan jadi semakin hijau pekat
5.
Dilakukan destilasi
Tetesan pertama pada suhu 83oC dan pada waktu 7 menit 44 detik.
Tetesan terakhir pada suhu 83oC dan pada waktu 8 menit 16 detik.
6.
Diukur volume destilat yang di dapatkan
40 tetes (2 ml)

VIII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini akan dilakukan sintesis terhadap senyawa turunan dari keton yaitu aseton. Aseton merupakan larutan yang tidak  memiliki warna (jernih), mudah menguap dan juga aseton merupakan salah satu pelarut organik yang mudah terbakar. Didalam tubuh manusia aseton dapat ditemui pada urine dan darah manusia tetapi dengan jumlah yang sangat sedikit, namun jika pada penderita diabetes aseton akan banyak ditemukan di urine dan darah penderita diabetes. Aseton sendiri dalam kehidupan sehari-hari biasa digunakan untuk membersihkan warna kuteks, untuk membuat lantai mengkilap, menghilangkan goresan pada kaca jam tangan, produk kosmetik, obat-obatan dan masih banyak lagi (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/03/sintesis-aseton/).

8.1 Sintesis aseton dengan kalium permanganat
Pada percobaan ini kami melakukan sintesis (pembuatan)  aseton dengan menggunakan oksidator kalium permanganat. Oksidator sendiri merupakan zat yang dapat menyebabkan zat lain mengalami oksidasi sehingga dirinya sendiri akan mengalami reduksi. Pada sintesis aseton ini dibuat dengan cara destilasi. Dimana kita ketahui bahwa destilasi merupakan proses pemisahan zat berdasarkan perbedaan titik didihnya, dimana zat yang memiliki titik didih rendah akan menguap terlebih dahulu sedangkan yang memiliki titik didih lebih tinggi akan tetap tertinggal di labu destilasi. Pada percobaan ini pertama dibuat larutan dari campuran aquades sebanyak 85 ml, 26 ml isopropil alkohol (2-propanol)  dan larutan asam sulfat pekat sebanyak 12 ml, selanjutnya campuran larutan yang telah dibuat ini dimasukkan kedalam labu dasar bulat. Sebelum dimasukkannya campuran larutan yang dibuat tadi kedalam labu dasar bulat, dilabu dasar buat ditambahkan terlebih dahulu batu didih. Fungsi penambahan batu didih disini jika pada saat proses pemanasan panas yg terjadi pada larutan menyebar secara merata. Setelah ditambahkan batu didih dimasukkan campuran larutan yg telah dibuat sebelumnya dan di tambahkan dengan kristal KMnO4, kristal KMnO4 sendiri berwarna ungu. Pada saat penambahan kristal KMnO4 kedalam larutan, larutan mula-mula berubah warna menjadi ungu dan penambahan KMnO4 menyebabkan larutan menjadi mendidih. Larutan yang awalnya berwarna ungu setelah didiamkan beberapa saat lama kelamaan larutan berubah warna menjadi coklat betadin pekat dan campuran yang awalnya seperti mendidih juga lama-lama menjadi tidak mendidih. Selanjutnya larutan didestilasi untuk menghasilkan aseton. pada saat destilasi tetesan pertama destilat yang merupakan aseton murni menetetes pada waktu ke 3 menit dari dimulainya proses destilasi dan pada suhu 78oC, disini kami membandingkan hasil yang akan didapat pada sintesis aseton dengan menggunakan kalium permanganat dan kalium dikromat. Pada saat tetesan terakhir yaitu pada tetesan ke 40 atau saat destilat mencapai 2 ml waktu destilasi menunjukkan 6 menit 54 detik dengan suhu yang menurun menjadi 76oC. Kemudian larutan aseton yang didapat dari hasil destilasi ini kami bandingkan baunya dengan bau aseton murni dimana bau yang ditimbulkan pada destilat sama dengan bau aseton murni yaitu bau balon.

8.2 Sintesis aseton dengan kalium dikromat
Pada percobaan ini bertujuan untuk sintesis (pembuatan) aseton dengan menggunakan oksidator kalium dikarbonat (K2Cr2O7). Dan pada sintesis aseton ini juga dibuat dengan cara destilasi. Pertama dibuat terlebih dahulu larutan yang nantinya akan ditambahkan dengan kalium dikromat yaitu campuran dari larutan H2SO4 pekat sebanyak 27,5 ml ditambahkan dengan 50 ml air dan 29,2 isopropil alkohol (2-propanol) pada saat ketiga larutan ini dicampurkan campurannya berwarna bening dan menimbulkan panas sebesar 67oC yang telah kami ukur dengan menggunakan termometer. Kemudian larutann ini dipanaskan kembali denganmenggunakan penangas air sampai mendidih. Selanjutnya diwadah yang terpisah dilarutkan Kristal K2Cr2O7 sebanyak 10 gram dengan menggunakan pelarut air sebanyak 100 ml. Setelah kristal dilarutkan dengan air, air berubah warna menjadi orange yang berarti kristal K2Cr2O7 telah larut secara merata dengan air. Kemudian larutan K2Cr2O7 dimasukkan kedalam corong pisah yang nantinya akan dicampurkan dengan campuran larutan pertama. Larutan yang telah dibuat pertama tadi yaitu dari campuran asam asetat, air dan 2-isopropil ini ditambahkan dengan larutan K2Cr2O7. Pada saat penambahan larutan K2Cr2O7 larutan berubah warna yang awalnya larutan berwarna hijau tosca namun semakin banyak di tambahkan K2Cr2O7 larutan jadi semakin hijau pekat dan larutan menjadi seperti mendidih akan tetapi hanya sedikit dan sebentar. Kemudian larutan didestilasi untuk menghasilkan destilat yang merupakan aseton. pada saat tetesan pertama destilat yaitu pada 7 menit 44 detik pada suhu 83oC. Pada pembuatan aseton dengan kalium dikromat ini destilasi dilakukan sampai destilat menetes sebanyak 40 tetes (2 ml) agar kami dapat mengetahui perbandingan dari sintesis aseton dengan K2Cr2O7 dan KMnO4. Pada saat destilat menetes pada tetesan ke 40 waktunya menunjukkan 8 menit 16 detik dan pada suhu 83oC tidak kurang maupun lebih dari tetesan pertamanya. Bau yang ditimbulkan pada detilat dari percobaan ini juga sama dengan bau dari aseton murni yaitu bau balon.Disini dapat kita lihat bahwa proses penguapan dari larutan dengan kalium permanganat lebih cepat dibanding dengan menggunakan kalium dikromat, yang berarti KMnO4 lebih cepat menguap dibandingkan dengan K2Cr2O7. Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini terjadi karena kalium permanganat (KMnO4) merupakan oksudator kuat, dimana KMnO4 akan mengoksidasi 2-propanol dan menghasilkana aseton.

IX. Pertanyaan Pasca
  1. Mengapa pada pembuatan aseton ini kalium permanganat lebih cepat menguap dibandingkan kalium dikromat?
  2.  Mengapa pada saat proses destilasi hanya aseton yang menguap?
  3. Apa identifikasi bahwa hasil destilat yang didapat adalah aseton?

X. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
  1. Sintesis aseton atau pembuatan aseton dapat dilakukan dengan cara mendestilasi campuran larutan H2SO4, air dan isopropil alkohol yang oksidatornya digunakan dapat berupa senyawa kalium permanganat atau kalium dikromat
  2.  Aseton dalam kehidupan sehari-hari dapat digunakan untuk membersihkan warna kuteks, membuat lantai mengkilap, menghilangkan goresan pada kaca jam tangan, produk kosmetik, obat-obatan dan masih banyak lagi.

XI. Daftar Pustaka
Kirk dan Othmer. 1994. Encyelopedia Of Chemical Technology, 3rded. New york: Wiley
Ullman, Fritz. 1985. Encyclopedia of industrial chemistry. Vol 3, John Wile and Sons inc,. New York.
Wilbraham, A. C. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. ITB. Bandung
Wuntu, Audy & Vanda. 2011. Adsorpsi Aseton Pada Arang Aktif Biji Asam Jawa. Jurnal Ilmiah Sains Vol. 11 No. 2

XII. Lampiran

Proses pemasukkan K2Cr2O7 dengan campuran larutan

Proses pemanasan dalam destilasi

Hasil aseton dari KMnO4

Hasil aseton dari K2Cr2O7

Rangkaian alat destilasi



3 komentar:

  1. Hallo sheila, saya Yuyun Ernawati dengan NIM A1C117063 akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2, menurut saya Karena kita ketahui prinsip dari destilasi adalah proses pemisahan zat berdasarkan titik didihnya, dimana titik didih dari aseton lebih kecil dibandingkan dengan zat2 lainnya yg digunakan saat destilasi oleh karena itu aseton menguap terlebih dahulu pada titik didihnya.

    BalasHapus
  2. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 1. Karena kalium permanganat merupakan oksidator kuat. Kalium permanganat mengoksidasi 2-propanol menghasilkan aseton (sanaq elfira, A1C117071)

    BalasHapus
  3. saya ika ermayanti nim 031 saya akan menjawab pertanyaan nomor 3 dimana Kita dapat mengetahui bahwa hasil destilat adalah aseton dari bau yang ditimbulkan oleh destilat dimana bau yang di timbulkan oleh destilat sama dengan bau aseton murni yaitu bau balon dan juga kita dapat mengidentifikasi aseton berdasrkan sifatnya yang dapat digunakan sebagai bahan pembersih jadi kita dapat meng ujinya dengan digunakan untuk membersihkan aseton.

    BalasHapus