PERCOBAAN 7
I.
Judul Praktikum
“Pembuatan Aseton”
II. Hari
/ Tanggal Praktikum
Sabtu / 6 April 2019
III. Tujuan
Praktikum
Adapun tujuan dari
percobaan ini yaitu:
a. Dapat
mengetahui bagaimana cara pembuatan aseton
b. Dapat
mengetahui apa saja fungsi aseton
IV. Landasan
Teori
Senyawa
keton yang paling sederhana adalah aseton atau 2-propanon, aseton merupakan
larutan yang tidak berwarna, mudah menguap dan juga aseton merupakan salah satu
pelarut organik yang mudah terbakar. Didalam tubuh manusia aseton dapat ditemui
pada urine dan darah manusia tetapi dengan jumlah yang sangat sedikit, namun
jika pada penderita diabetes aseton akan banyak ditemukan di urine dan darah
penderita diabetes. Sedangkan jika secara alami aseton dapat ditemukan pada
tumbuhan-tumbuhan dan pada hewan aseton juga dapat ditemui namun dari hasil
penguraian metabolisme lemak pada hewan. Aseton sendiri dalam kehidupan
sehari-hari biasa digunakan untuk membersihkan warna kuteks, untuk membuat
lantai mengkilap, menghilangkan goresan pada kaca jam tangan, produk kosmetik,
obat-obatan dan masih banyak lagi. Aseton dapat dibuat dengan beberapa cara
diantaranya yaitu:
- Distilasi kering kalsium asetat
- Terbuat dari asam asetat dengan bantuan katalis mangan(II) karbonat dan dipanaskan pada suhu 110 – 120oC
- Oksidasi alkohol sekunder dalam suasana asam, seperti menggunakan 2-propanol atau isopropanol dengan oksidator kalium khromat
Aseton jika berada di suhu kamar adalah suatu larutan yang jernih, tidak berwarna dan aseton memiliki sifat volatil
dengan bau aromatik menyerupai bau yang dimiliki oleh benzena dan juga aseton
merupakan suatu senyawa yang sangat mudah terbakar. Dengan sifat yang dimiliki
oleh aseton ini menyebabkan aseton merupakan zat pembakar berbahaya yang
signifikan pada temperatur atau suhu kamar. Didalam kehidupan sehari-hari
seperti didalam ruangan aseton dapat berasal dari cat, vernis dan juga pewangi
ruangan. Selain itu aseton memiliki sifat karsinogenik dan mutagenik yang jika
berkontak dengan kontaminan organik dalam waktu yang lama dapat menyebabkan
meningkatnya resiko gangguan kesehatan pada manusia seperti mengiritasi kulit,
mata dan saluran pernafasan (Wuntu, 2011).
Menurut Kirk-Othmer (1994), aseton dapat
dibuat dengan 3 cara yaitu: (1)proses cumene hydroperoxide, pada proses ini
cumene akan dioksidasi menjadi cumene hydroperoxide pada udara yang banyak
terdapat oksegen. Pada proses ini temperatur yang digunakan adalah 80-130oC
dan juga dengan ditambahkan Na2CO3 yang kemudian produk
ini akan dievaporasikan dengan penambahan asam maka akan terbentuk suatu
campuran yang terdiri dari phenol dan aseton yang didapat dari pembelahan cumene
hydroperoxide. (2) proses dehidrogenasi isopropil alkohol, pada pembuatan
aseton dengan proses ini digunakan katalis dari campuran ZnO dan ZrO. Dan pada
proses dehidrogenasi ini dilakukan pada suhu 350oC. (3) proses
oksidasi isopropil alkohol, pada proses ini digunakan isopropil alkohol yang
akan direaksikan dengan acrolein kemudian menghasilkn aseton. Isopropi alkohol
sendiri dihasilkan dari mereaksikan propilen dengan air sedangkan acrolein
didapat dari mereaksikan propilen dengan O2.
Pertama
kali aseton dihasilkan dengan cara distilasi kering dari suatu kalsium asetat.
Aseton biasa juga dikenal dengan nama dimetil keton atau 2-propanon yang
merupakan suatu senyawa penting dari allipatic keton. Pada tahun 1920 aseton
dihasilkan dengan cara fermentasi karbohidrat, dari fermentasi suatu
karbohidrat ini akan menjadi aseton, butil dan etil-alkohol. Setelah itu pada
tahun 1950 dan 1960, proses pembuatan aseton pada tahun 1920 melalui fermentasi
karbohidrat mengalami pembaharuan yaitu dengan cara dehidrogenasi 2-propanol
dan oksidasi cumene yang akan menjadi
senyawa phenol dan aseton. Dan juga dapat melalui proses oksidasipropen, melalui
metode-metode ini dapat menghasilkan lebih dari 95% aseton yang diproduksi
diseluruh dunia. Dengan banyaknya aseton yang dapat diproduksi diseluruh dunia
menyebabkan aseton banyak dipakai dalam industri selulosa asetat, cat, karet,
perekat, serat plastik, penyamakan kulit, kosmetik, pernis, pembuatan minyak
pelumas, dan juga aseton dapat digunakan sebagai bahan baku dari pembuatan
metil isobutil keton (Ullman, 2007).
Gugus karbonil yang terdapat pada
senyawa organik yang dimana gugus karbonilnya terikat dengan dua buah gugus
alkil biasanya kita kenal dengan keton. Senyawa organik keton sendiri pada
gugus karbonilnya tidak mengandung atom hidrogen yang terikat. Keton juga
merupakan suatu senyawa organik yang karbon karbonilnya dapat dihubungkan
dengan dua atom karbon lainnya dan salah satu turunan dari keton yang paling
sederhana asalah aseton. (Wilbraham, 1992).
V. Alat
dan Bahan
5.1
Alat
· Batang pengaduk
· Erlenmeyer
100 ml
· Gelas
beker
200
ml
· Gelas beker 500 ml
· Gelas
ukur 50 ml
· Heating mantle
· Kaca arloji
· Labu
leher tiga
500 ml
· Pengaduk
· Peralatan
destilasi lengkap
· Pipet tetes
· Spatula
·
Termometer
5.2
Bahan
· Aquades
· Asam
sulfat pekat
· Es
batu
· Kristal
kalium permanganat
· Kalium
bikromat
· Isopropil
Alkohol atau propanol
VI.
Prosedur Kerja
6.1 sintesis aseton dengan kalium permanganat
Percobaan pembuatan aseton ini
dilakukan dengan menggunakan cara destilasi. Oleh sebab itu, sebelum melakukan
percobaan, rangkailah alat destilasi (yang terdiri dari statif, klem, thermometer, pipa T, hot Plate, labu leher tiga, kondensor, statif penyangga
kondensor, pipa
kondensor, gelas
beker,
erlenmeyer,
dengan baik dan pastikan tidak ada kebocoran agar proses destilasi berjalan
dengan lancar dan mendapatkan hasil destilasi yang baik. Kedalam gelas kimia
dimasukkan 85 ml aquades lalu ditambahkan dengan 12 ml asam sulfat pekat dan 16
gram kristal KMnO4. Aduk campuran tersebut dengan hati-hati
menggunakan batang pengaduk. Campuran yang sudah dibuat tadi didiamkan beberapa
saat hingga campuran tidak terlalu panas. Selanjutnya, campuran dimasukkan
kedalam labu leher tiga secara perlahan dan ditambahkan dengan 26 ml
isopropanol kemudian diaduk dengan menggoyang labu leher tiga tersebut. Selanjutnya
dilakukan destilasi terhadap campuran yang sudah terbentuk pada labu leher
tiga. Jangan lupa memasukkan batu didih kedalam labu leher tiga tersebut dengan
hati-hati. Proses destilasi dilakukan pada suhu 75o
– 80oC.
Ukurlah volume aseton yang dihasilkan, dan timbanglah masanya.
6.2 sintesis aseton dengan kalium dikromat
6.2 sintesis aseton dengan kalium dikromat
·
Dipasang alat
destilasi
· Dibuat campuran H2SO4 pekat
dengan isopropil alkohol yaitu 50 ml air ditambahkan 27,5 ml H2SO4 dan
29,2 Isopropil alkohol dengan suhu kurang dari 50 °C.
· Dimasukkan kelabu suling
· Dilarutkan 10 gram K2Cr2O7 dalam
100 ml air
· Dimasukkan kedalam corong pisah
· Dipanaskan abu sampai mendidih, dan diangkat penangas.
Kemudian ditambahkan K2Cr2O7 melalui
corong pisah
· Dilakukan destilasi hingga suhu 75 °C setelah K2Cr2O7 habis
· Dihitung randemen
Link Vidio
Pertanyaan:
1. Pada vidio tersebut mengapa kolom
ditutupi dengan alumunium? Apa fungsi dari alumunium tersebut?
2. Dari vidio tersebut apa indikasi bahwa
aseton yang dihasilkan tidak murni?
3. Melalui proses apasajakah aseton dapat
dibuat?
Saya Agnes Monika Situmorang (A1C117059), akan menjawab pertanyaan nomor 1. Alumunium disini berfungsi untuk mengisolasi kolom dan untuk memastikan bahwa kolom tetap dalam keadaan panas sehingga uap bisa sampai ke kondensor.
BalasHapusNama Ditya Fajar Nursahfitri (A1C117061) menjawab nomer 2 yaitu, Dari vidio tersebut indikasi bahwa aseton yg dihasilkan tidak murni dari cara membakarnya. jika aseton dibakar dan apinya mulai padam maka akan ada residu yg tertinggal.
BalasHapusSaya akan mencoba mrnjawab pertanyaan nomor 3 yakni Proses cumene hydroperoxide, proses dehidrogenasi isopropil alkohol dan proses oksidasi isopropil alkohol. (Dinda anggun,79)
BalasHapus